Ground Breaking Program “NTT adalah Kita”
Naibonat, Kab. Kupang, NTT, 14 September 2021 – Badai Siklon Tropis Seroja menghantam area Nusa Tenggara Timur di awal April 2021. Badai laut yang pertama kali sampai ke daratan ini dengan sangat hebat menghancurkan berbagai bangunan, fasilitas umum, dan terutama rumah-rumah warga. Ribuan keluarga terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Faktanya hingga saat ini proses pemulihan bagi keluarga terdampak bencana ini masih belum usai. Masih banyak dari mereka yang masih harus berjuang hidup di gubuk-gubuk, tenda-tenda, maupun tempat kerabat dengan fasilitas yang sangat terbatas.
Membuka Acara Peletakan Batu Pertama Program Pengembangan Hunian Bagi Penyintas Bencana Siklon Seroja “NTT adalah Kita” ini, Susanto Samsudin, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia menyampaikan “Rumah merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki pascabencana karena digunakan sebagai tempat berlindung dan memulihkan kondisi, terlebih di masa pandemi, rumah sangat penting untuk terhindar dari paparan virus. Kita pasti merasakan apa yang mereka rasakan. Sebuah dampak positif bisa terjadi bagi keluarga-keluarga penyintas bencana di NTT jika kita semua bersama-sama mengambil bagian. Didorong oleh semangat persatuan sebagai satu bangsa dan saudara di Indonesia, Habitat Indonesia mengajak lebih banyak orang agar dapat berperan membantu mereka”
Pemulihan pasca bencana membutuhkan waktu yang panjang dan butuh dukungan dari semua pihak. Habitat for Humanity Indonesia ingin membantu keluarga-keluarga di NTT pulih lebih cepat dari bencana dengan membangun hunian layak. Berkolaborasi dengan Yayasan Wahana Visi Indonesia, para mitra donatur, Pemkab Kabupaten Kupang, serta masyarakat, Habitat Indonesia akan memulai pembangunan rumah layak bagi keluarga-keluarga yang terdampak. Setidaknya direncanakan dalam satu tahun ke depan akan dilakukan pembangunan 97 rumah dan merenovasi 20 rumah di Naibonat, Oesao, dan Takari, di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Angelina Theodora, Direktur Nasional & CEO Wahana Visi Indonesia, dalam kesempatan lain juga mengungkapkan “Proyek pembangunan 100 rumah hunian ini merupakan kemitraan Habitat for Humanity Indonesia dan Wahana Visi Indonesia untuk memberikan respon yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pascabencana Badai Siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur. Kegiatan peletakan batu pertama hari ini secara simbolis memulai kegiatan pembangunan rumah yang merupakan gambaran positif dari
sebuah komitmen dan kerjasama yang baik antara berbagai pemangku kepentingan di Kabupaten Kupang. Kami harapkan rumah hunian yang aman dan nyaman akan berdampak positif untuk pemulihan keadaan keluarga di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, dan mendukung pemulihan anak-anak pascabencana untuk dapat hidup utuh sepenuhnya.”
Kolaborasi yang dilakukan oleh Habitat for Humanity Indonesia dan Wahana Visi Indonesia berpusat pada pemulihan kondisi masyarakat khususnya di Kabupaten Kupang. Hal ini disambut baik oleh Drs. Korinus Masneno, Bupati Kabupaten Kupang, dalam kata sambutannya “Masyarakat kehilangan rumah akibat Badai Siklon Tropis Seroja di Kelurahan Naibonat, Oesao, dan Takari. Atas nama pemerintah daerah, saya bersyukur atas kasih Tuhan lewat kedua lembaga tersebut dengan kesiapannya membangun rumah layak huni serta merenovasi rumah yang dianggap tidak layak”.
Sampai saat ini masih ada kebutuhan dana bagi pembangunan yang sedang berjalan, segenap masyarakat diajak untuk melihat bagaimana rasa kesatuan sebagai bangsa dapat mendorong perubahan-perubahan besar, terutama proses pemulihan yang lebih cepat bagi mereka yang terdampak bencana di NTT.
Satu Nusa, Satu Rasa, karena NTT adalah Kita!
Bagaimana kita bisa menjadi tenaga Konsultan Pemberdayaan di UN Habitat Indonesia